ANALISIS STATIS KOMPARATIF

Pengertian Analisis Statis Komparatif

analisis statis komparatif tidak lain adalah membahas pengaruh dari perubahan variabel-variabel eksogen terhadap perubahan nilai-nilai variabel endogen. Khusus variabel bebas secara garis besar dibedakan menurut: variabel endogen (endogeen) dan variab eksogen (exogeen). Variabel endogen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh sistem persamaan, sedangkan variabel eksogen adalah variabel yang nilainya ditentukan dari luar sistem persamaan. Variabel tidak bebas juga dimasukkan dalam kelompok variabel endogen karena nilainya ditentukan dalam/oleh sistem persamaan.

Perlu diingat bahwa dalam teori ekonomi mikro dikenal perubahan-perubahan / pergerakan-pergerakan sepanjang kurva permintaan yang dibedakan dai geseran kurva permintaan dan pergerakan-pergerakan sepanjang kurva penawaran dibedakan dari pergeseran kurva penawara. Sementara itu dalam teori ekonomi makro juga dibedakan antara pergerakan sepanjang kurva pengeluaran agregat dari pergeseran kurva pengeluaran agregat. Analisis statis komparatif adalah menyangkut masalah pergeseran kurva dan bukan pergerakan sepanjang kurva.

Dalam arti luas, pergeseran kurva dapat berarti rotasi kurva atau perputaran suatu kurva yang berporos pada suatu titik (bayangkan seperti pergerakan penghapus/wiper kaca mobil). Dengan kata lain, yang menjadi inti dari analisis statis komparatif adalah membandingkan nilai keseimbangan sebelum dan sesudah perubahan parameter dan variabel eksogen/otonom.

Dari ekonomi mikro akan kita bahas pengaruh pajak dan subsidi terhadap nilai-nilai keseimbangan (harga dan kuantitas), sedangkan untuk ekonomi makro kecuali akan dibahas pengaruh pajak terhadap keseimbangan pendapatan dan konsumsi juga pengaruh perubahan investasi dan pengeluaran Pemerintah terhadap keseimbangan-keseimbangan yang bersangkutan.

Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar

Pajak pada hakekatnya dapat dibedakan menurut dua hal, yaitu : pajak dengan rupiah tertentu dan pajak dengan persentase tertentu. Pajak dengan rupiah tertentu seringkali disebut pajak spesifik atau excise tax, sedangkan pajak dengan persentase tertentu sering disebut proporsional atau ad valorem tax.

Pengaruh Pajak-Dengan Rupiah Tertentu (Pajak Spesifik).

Untuk memudahkan pemikiran, bayangkan di sini pengaruh pajak yang dibebankan pada setiap bungkus rokok terhadap perubahan harga rokok dan kuantitas keseimbangannya yang baru. yang perlu juga diperhatikan adalah pengaruh langsung dari perpajakan tersebut pada kurva penawaran (bukan kurva permintaan). Asumsi yang dipakai di sini adalah bahwa, sesudah pengenaan pajak sebesar "t" rupiah per unit akan menyebabkan kenaikan harga penawaran rokok per bungkusnya naik sebesar t rupiah. Hal ini akan menyebabkan fungsi penawaran bergeser ke atas setinggi t sehingga fungsi penawaran baru (sesudah pajak) menjadi :
Pt = P + t = G(Q) + t
Pt = C + DQ + t
Sedangkan fungsi permintaan sesudah pajak tetap, yaitu :
Pt = F(Q) = A - BQ
Keseimbangan (equilibrium) terjadi pada saat harga penawaran sama dengan harga permintaan :
C + DQ + t = A - BQ
Q (D + B) = A - C - t
Qt = (A - C - t)/(D + B)
Masukkan persamaan Qt = (A - C - t)/(D + B) ke dalam fungsi penawaran Pt = C + DQ + t, maka kita peroleh :
Pt = C + D(A - C - t)/(D + B) + t
Pt = (AD + BC + Bt)/(B + D)

Pengaruh Pajak-Persentase Tertentu/Pajak Proporsional/Ad Valorem Tax

Berbeda dengan pajak spesifik (pajak-rupiah tertentu), pada pajak ad valorem (pajak-persentase tertentu) harga akan naik proporsional dengan harga penawarannya. Dengan demikian sifat perubuhan kurva penawarannya sesudah pajak tidak bergeser tetapi bersifat rotasi ke atas sejauh persentase pajak yang dikenakan. Dengan demikian kurva atau harga penawaran (supply) sesudah pajak adalah :
Pr = P + rP = P (1 + r) = G(Q)(1 + r)
Pr = (C + DQ)(1 + r)
Sedangkan harga permintaan sesudah pajak (dengan asumsi persaingan sempurna) tidak berubah :
Pr = P = F(Q) = A - BQ
Ksesimbangan (equilibrium) terjadi apabila harga penawaran sama dengan harga permintaan, jadi :
(C + DQ)(1 + r) = A - BQ
C + Cr + DQ + DQr = A - BQ
Qr = [A - C(1 + r)]/[B + D(1 + r)]
Pr = (A - B) [A - C(1 + r)]/[B + D(1 + r)]
Pr = [AD(1 + r) + BC(1 + r)]/[B + D(1 + r)]


Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar Parsial

Berkebalikan dengan pajak, subsidi justru menurunkan harga penawaran yang pada gilirannya akan menurunkan harga keseimbangan, tetapi sebaliknya akan menaikkan jumlah keseimbangan. Dengan demikian, fungsi-fungsi/harga-harga permintaan dan penawaran sesudah pajak menjadi :
Supply : P = P - s = G(Q) = (C + DQ) - S
Demand : P = P = F(Q) = A - BQ
Equilibrium :
(C + DQ) - s = A - BQ
Qs = (A - C + s)/(B + D)
Ps = (A - B) [(A - C + s)/(B + D)] = (AD + BC - Bt)/(B + D)

Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pendapatan Nasional

Mari sekarang kita masuk ke keadaan yang lebih nyata, yaitu memasukkan unsur perpajakan. Seperti kita ketahui pendapatan Pemerintah terbesar adalah dari pajak, maka sebesarnya tidak realitas apabila sebelumnya kita membahas pengeluarannya tanpa membahas penerimaan. Namun, pada tahap ini akan kita batasi dahulu pada pajak otonom, yang besarnya tidak dipengaruhi oleh Pendapatan Nasional. Dengan demikian model kita menjadi :
Y = C + I + G
C = Co + cYd
Yd = Y - T
I = Io
G = Go
T = To
Equilibrium terjadi apabila :
Pendapatan Nasional = Pengeluaran Konsumsi + Pengeluaran Investasi + Pengeluaran Pemerintah
Y =  C + I + G
Y = Co + c(Y - T) + Io + Go
Y = Co
Y = (Co + Io + Go - cTo)/(1 - c)

Demikianlah beberapa penjabaran mengenai Analisis statis Komparatif. Semoga bermanfaat.

Analisis komparatif
Analisis komparatif

Sumber: Soeheroe Tjokroprajitno, Matematika Ekonomi, 1994.

No comments:

Post a Comment